Kehidupan Ini

By Abdullah Abus - 7:07 AM


Definisi manusia akan kehidupan mulai berubah jauh dari fitrahnya. Benar2 sangat jauh. tak terkira, bahkan tak terkendali. Mengapa? Mungkin karena opini umat manusia mulai bergeser dari kesederhanaan jadi kemewahan. Dan sepertinya inilah saat dunia dilapangkan oleh Allah SWT, seperti yang dikhawatirkan oleh Rasulullah SAW.
Apa saja yang bergeser? Contohnya adalah makanan. Sekarang banyak yang berpikir kalau makanan yang kita butuhkan itu harus yang enak2. Membuat kenyang dan bikin puas keinginan yang mungkin sudah ditahan2 beberapa hari. Shah?
Ada juga yang lain. Zuhud itu katanya tidak perlu hidup berkecukupan. Yang penting beribadah nomor satu, jangan pedulikan dunia. Mungkin beberapa orang lupa, kalau Allah meminta kita untuk tidak melupakan dunia walau sejatinya dunia itu tidak akan dibawa mati. Itu adalah dalam al-Qur’an, silakan cari lewat terjemahannya.
Ah, betapa mirisnya melihat keadaan umat Islam saat ini. Yang kaffah dianggap aneh. Sementara yang setengah2 dibilang wajar. Bahkan yang maksiat pun dianggap biasa. Lihat saja, di media massa, acara dan iklannya menyuguhkan maksiat mata. Entah berapa dosa yang dihasilkan oleh orang2 liberal itu. Mereka seperti membagi2kan permen secara gratis pada umat Islam. Mereka malah senang, apalagi JIL (Jaringan Islam Liberal atau sering diplesetkan Jaringan Iblis Laknatullah) yang tugasnya memang memecah belah umat Islam di Indonesia.
Kehidupan, yang sejatinya penuh kesederhanaan dan keseimbangan, mulai roboh dengan ulah oknum2 yang senang sekali membuat kekacauan dimana2. Baik lewat interaksi langsung atau sekadar interaksi melalui media lainnya.
Kita umat Islam harusnya sadar. Betapa kita mudah sekali dicerai berai oleh musuh. Beda paham sedikit, cekcok. Bahkan sampai menjelek2an ulama tanpa ilmu dan informasi yang memadai. Bukankah sebagian prasangka itu dosa?
Untuk itu, dalam kehidupan ini, kita harus bersahaja. Jadikan dunia di genggaman tangan dan akhirat di hati. Walaupun memang memiliki harta yang banyak, tetaplah mau berbagi. Untuk yang memiliki harta yang sedikit, tetaplah qona’ah.
Wallahu a’lam.

  • Share:

You Might Also Like

0 comments