Oleh : Abdullah Abus
Judul : Prahara Suriah (Membongkar Persekongkolan Multinasional)
Penulis: Dina Y. Sulaeman
Jumlah halaman: xiii+238
Ukuran: 13 cm x 20,5 cm
Penerbit: Pustaka IIMaN
Distributor: Mizan Media Utama
Penulis: Dina Y. Sulaeman
Jumlah halaman: xiii+238
Ukuran: 13 cm x 20,5 cm
Penerbit: Pustaka IIMaN
Distributor: Mizan Media Utama
Sebelumnya, saya ingin memberi mukadimah terlebih dahulu. Saya tidak mendukung kelompok ini dan itu dalam konflik Suriah, saya hanya senang membaca sebuah masalah dalam dua sudut pandang. Pertama yang pro, dan kedua yang kontra. Bacaan yang asyik namun bisa berbahaya jika sampai skeptis kepada dua belah pihak. Saya hanya bisa berdoa dan semoga bisa membantu para pengungsi tidak kesusahan lagi.
Seperti kemarin, saya tidak mau terlena oleh kelompok yang pro dan kontra Erdogan. Apalagi tentang Gullen, saya gak mau turut campur. Pertama karena jarak yang jauh dan informasi terkadang suka terdistorsi oleh media, lalu yang kedua, tak mau berlarut-larut terjebak di sana. Lebih baik mendoakan kondisi negara Turki aman dan tentram, tidak ada kegaduhan lagi, semisal bom bunuh diri.
Baiklah, kita mulai resensinya, namun hanya resensi singkat. Untuk tulisan yang pro agar perang terus bergulir di Suriah, mungkin mudah menemukannya. Baik di media Islam online maupun media-media Barat. Namun untuk yang kontra, tidak banyak. Apalagi yang netral, tidak banyak lagi. Jadi saya membaca buku yang jarang ini, yang kontra dengan adanya peperangan di sana. Buku ini salah satu buku yang bagus, yang ditulis oleh Dina Y Sulaeman. Kalau tidak bagus, tentu tidak terbit jadi buku kan?
Saya tak mau menuduh penulisnya adalah Syiah (saya serahkan itu kepada Allah), walau memang banyak tulisannya membela Syiah dan Iran. Memang latar belakangnya pernah mendapat beasiswa di Iran namun tidak diteruskan dan memilih bekerja sebagai jurnalis di sana. Nah, apalagi buku ini jelas-jelas membela Bashar Assad dan sekutunya dan mendiskreditkan negara adidaya, negara Arab (Saudi dan Qatar) dan kelompok pro berlangsungnya perang. Diterbitkan oleh Mizan pula. Kalem brader, mending baca bukunya dulu ya.
Buku ini ringan untuk dibaca dan bahasanya tidak sulit. Kita diajak untuk menyelami konflik Suriah dari awal bergulirnya Arab Spring di sana hingga tahun 2013 (sayangnya, kita sudah di tahun 2016). Penulis memberikan sanggahan-sanggahan yang bagus pada tiap poin-poin tuduhan oposisi (kelompok jihadis dan sekutunya) kepada pemerintah Assad. Dan mau tak mau, kita harus mengangguk dan menyetujuinya karena ini berdasarkan data, bukan rekaan dan opini seseorang. Tapi sepertinya masih bisa dibantah juga.
Secara halus, kita digiring menuju pendapat bahwa media-media oposisi melakukan rekayasa berita dan data untuk menyalahkan pemerintah. Harus diakui, itu memang terjadi pada media-media tersebut, apalagi bukti kebohongan tersebut sudah jelas.
Kita pasti menyetujuinya, mau tidak mau (kecuali bisa memberikan sanggahan yang sama-sama bagus menurut sumber yang bisa dipercaya).
Banyak hal dan peristiwa yang tidak saya ketahui, bermunculan di situ. Beberapa pertanyaan yang saya ajukan ke saya sendiri, ada yang terjawab dengan baik namun ada pula yang kurang memuaskan akan jawabannya, ada pula yang kurang setuju dan bisa saya bantah.
Tapi sungguh, ini membuka cakrawala akan konflik ini sendiri yang sudah saya prediksikan: kekisruhan politik dan keserakahan manusia yang tiada akhir membuat kesengsaraan manusia tak terindahkan.
Memuakkan, tapi memang ini kenyataannya. Mungkin juga kita akan kaget, ternyata tragedi Mavi Marmara berhubungan juga dengan konflik Suriah.
Ada beberapa bab di dalam buku tersebut, salah satunya adalah dampak dari konflik Suriah di Indonesia. Memang benar, untuk konflik Palestina-Israel, mayoritas muslimin sepakat mendukung Palestina. Namun, untuk konflik Suriah, kaum muslimin terbagi dua antara yang membela oposisi dan pemerintah. Dan ketika membaca buku ini, saya jadi teringat akan peristiwa awal mula Orde Baru berdiri, dan ternyata memang mirip sekali! Konflik ini mirip seperti itu!
Mungkin ini juga yang diharapkan musuh-musuh Islam, perang opini yang masif bukan hanya di Indonesia bahkan seluruh dunia. Sehingga menimbulkan kegaduhan dan ketidakharmonisan antara kaum muslimin. Pada berantem gegara membela kelompok dan pendapatnya masing-masing sampai vonis-vonis tidak enak dilontarkan.
Dan isi buku ini, mengingatkan saya akan ceramah-ceramah Syekh Imran Nazar Hosein. Benar-benar mirip saat menganalisis apa yang tengah terjadi di Suriah dan Timur Tengah saat ini dan ke depannya, silakan cari sendiri di youtube. Mungkin ulama-ulama Suriah pun banyak yang tahu, tapi mereka tidak lantang. Kalaupun ada beberapa yang lantang, salah satunya sudah dipanggil kepada Allah, yaitu Syekh Said Ramadhan al Buthy rahimahullah.
Memang, ini buku kontroversi bagi yang pro oposisi namun merupakan angin segar bagi pro pemerintah. Namun bagi saya, ini bahan bacaan untuk saya agar tidak banyak mengambil tindakan gegabah dalam bertindak dan berbicara. Dunia zaman sekarang lebih kejam daripada hutan Amazon yang paling dalam.
Mari doakan saudara kita di Suriah, dan doakan semoga konfliknya cepat berhenti. Amin. Ah, semoga saya tidak dituduh Syiah. :D
Allahu a'lam.
Bandung, Agustus 2016
0 comments