AKU DAN ISLAM

By Abdullah Abus - 7:02 AM


Bismillahir rahmanir rahim
Assalamu’alaykum wa rahmatullah wa barakatuh

Sedikit cerita nih. Kayaknya asyik kalau cerita mah. Berhubung saya tukang nulis, ya sudah lebih baik saya menulis saja. Ini perjalanan saya dengan Islam. Maksudnya saya benar2 komitmen ingin mendalami Islam.
Saya lahir dalam keluarga muslim yang sederhana (Alhamdulillah). Di bidan tepat saat adzan Shubuh berkumandang. Walau begitu, tidak artinya saya menjalani hari2 dengan penerapan syariat Islam. Karena orang tua dari Jawa yang tinggal di pedalaman, mana mungkin kenal syariat sebenarnya. Yang ada hanya kenal shalat saja. Amalan lain tak tahu, jadi karena itu masa kanak2 saya kurang begitu menyenangkan (tak perlu diceritakan juga kali ya, atau lain kali aja ceritanya).
Hari berganti hari. Hari dirajut menjadi bulan. Dan bulan ditenun jadi tahun. Tibalah hari2 dimana saya muak dengan kebodohan saya akan agama. Dan Subhanallah, berkat sahabat saya, saya jadi ingin mendalami Islam dengan kaffah. Alhamdulillah.
Saya mulai dengan membaca2 buku. Dan ternyata sekarang saya baru tahu kalau buku2 yang saya baca dulu itu buku2 salafi (yang benci salafi; ampe tega2nya bilang sawah; pasti negatif ke saya). Dan saat saya baca, Alhamdulillah tak ada yang ganjil. Bahkan menurut saya itu menambah pengetahuan Islam saya yang masih sedikit. Silakan cari buku2 karya Ust. Hartono Ahmad Jaiz (satu2nya yang masih saya ingat penulisnya ^^).
Saya jadi tahu kalau ada JIL di indo, kebobrokan pemerintah dari dulu dan lain2. Termasuk pemahaman sesat yang sedang gencar2nya di Indo. Itu pun gara2 sipikasebeleun JIL.  Ah, saya rasa Islam mudah untuk dipelajari. Dan ternyata salah besar! Saya mulai dibingungkan oleh keributan umat Islam soal khilafiyah. Sungguh, saya pusing dengan itu semua dulu. Sampai suatu ketika, saya bertemu lagi dengan teman kerja saya dulu, yang Alhamdulillah pemahaman agamanya lumayan baik. Saya jadi mengerti akan khilafiyah, namanya Bang Adi S’diward (biarin make bang juga ya :D).
Ah, saya pun sedikit demi sedikit paham dengan Islam melalui FB. Ya, dari situ pemahaman yang baik, tidak ‘ashobiyah, menempa diri saya. Saya pun nyaman dengan itu semua. Tapi setelah diteliti, dulu FP yang saya ‘Like’ tu tentang nikah semua. Saya pun keblinger. Akhirnya saya hentikan cari ilmu lewat FB. Beralih ke media lain.
Salah satunya adalah acara Damai Indonesiaku. Lewat acara itu saya cari ilmu. Lumayan, walau sekarang sudah saya tinggalkan karena tema2nya sudah tidak enak di hati lagi. Kemudian beralih ke Wisata Hati di ANTV dengan gurunya Ust. Yusuf Mansur (dengan izin Allah, saya nggak sengaja mindahin ke acara itu). Disitu saya mulai sedikit demi sedikit hapal ilmu ketauhidan dan lain2nya. Sekarang ditambah dengan Chatting dengan YM.
Perjalanan selanjutnya, saya mulai mendengar MQ Fm. Subhanallah, radio yang satu ini benar2 merubah hidup saya (walau saya belum benar2 berubah pesat). Senangnya mendapat bimbingan Allah untuk belajar di radio itu. Acara favorit; Manajemen Terapan bersama Ust. Rahmat Puryodo dan Kang Iya, Problematika Umat bersama Ust. Khozin Abu Faqih, lalu Kajian Ma’rifatullah langsung dari masjid DT bersama Aa Gym.
Walau begitu, saya rasanya masih kurang sreg. Saya butuh guru. Maka dari itu saya berkeinginan untuk kuliah atau pesantren. Walau itu belum tercapai, insya Allah nanti akan terwujud.
Mungkin karena saya baca macam2 buku berbagai paham, jadi saya memiliki paham yang campur2 dan tentu saja saya tidak bergolong2an (dengan congkak dan sombong). Saat saya ditanya, “Islamnya apa?” Ya saya jawab, “Saya Islam.” Dan pertanyaan tentang ormas berlanjut sampai saya bilang dengan tegas, “Saya Islam.”
Subhanallah, Maha Benar Allah. Untuk menjadi saleh itu sulit. Jujur, tahun2 kemarin keburukan masih sering dilakukan. Hingga saya kadang (dalam hati) menangis ingin bebas dari keburukan2 yang membuat saya bisa melangkah menuju kehancuran tanpa saya sadari.
Saat keburukan itu saya lakukan, saya buru2 meminta pertolongan pada-Nya. Mencoba segala cara untuk berhenti melakukannya. Dilakukan lagi, dicegah lagi. Dan itu terus2an berulang. Yang saya pakai untuk mengantisipasi keburukan itu adalah; doa, baca buku2, menyibukkan diri, dengar musik positif, baca Qur’an dan lain2. Saat saya mulai putus asa karena hampir2 gagal dan saya mengira kalau saya akan jadi penghuni neraka kelak, Allah membantu saya dan saya pun (insya Allah) taubat nasuha. Subhanallah.
Tahun 2013 ini adalah resolusi menuju perubahan menjadi lebih baik. Entah kenapa tahun ini saya mulai terdorong untuk menjadi lebih baik lagi. Walau kadang rintangan dan ketidaknyamanan menghadang, tapi itu bukan masalah. Karena saya yakin Allah akan membimbing dan menolong saya. Apapun bentuknya dan bagaimanapun caranya. Mungkin doa saya mulai terijabah di tahun ini. Alhamdulillah.
Ya, saya akui kalau saya masih merangkak untuk berubah. Tapi dengan meminta terus bantuan pada-Nya, insya Allah tahun ini saya bisa berubah.
Karena semua bisa berubah.
Allahu akbar!

Wassalamu’alaykum wa rahmatullah wa barakatuh

  • Share:

You Might Also Like

0 comments