CARA SAYA BERMEDIA SOSIAL SAAT INI

By Abdullah Abus - 2:41 AM

Oleh : Abdullah Abus


Sebagai manusia, tentu hidup ini perlu tuntunan dan bimbingan dari orang lain. Apalagi di akhir zaman ini, saat keadaan kacau di mana-mana, perlu kiranya sebuah bimbingan untuk menjalani hidup. Salah satunya adalah ketika bermedia sosial.

Dulu saya, ya, bermedia sosial asal saja. Status tidak penting saya tulis, komentar sana sini, ngambekan sana sini. Wah, kalau diceritakan semua, pasti aib deh. Saya udah banyak dosa, nggak perlu rasanya aib diri ini saya umbar.

Nah, setelah melewati masa penggemblengan, mulailah saya menemukan ritme bermedia sosial. Tentu ada kalanya saya khilaf, namanya juga manusia biasa. Tapi, saya selalu mencoba melawan khilaf itu. Agar tidak khilaf melulu, kan nggak baik kalau mengulang khilaf terus.

Melalui penggemblengan itu (tentunya atas arahan para guru), saya menemukan ritme itu. Apa saja?

1. Segala sesuatu tidak harus dikomentari. Cukup baca saja. Konten ini komentar, konten itu komentar. Pokoknya, harus dikomentari semua. Itu tidak baik.

2. Bila mau mengkritik, gunakanlah bahasa yang baik, dan tentunya hal yang ingin dikritisi adalah apa yang kita bidangi di dalamnya. Kalau bukan bidangnya, biasanya kita hanya mengkritik sesuai akal dan hawa nafsu saja.

3. Menahan jempol untuk tidak membagikan konten yang menimbulkan perselisihan (namun saya dapati bahwa konten yang baik itu tetap saja bisa menimbulkan perselisihan karena apa yang kita pikirkan tidak akan sama dengan apa yang orang lain pikirkan), semisal konten berisi ghibah, fitnah, namimah, membagikan aib orang lain, disinformasi, hoax, mencari kesalahan orang lain dan hal buruk lainnya.

4. Selalu ber-tabayyun atau mengkonfirmasi jika dirasa ada hal yang mengganjal (tabayyun sepertinya menjadi hal yang tabu di media sosial), caranya bisa dengan mengkonfirmasi secara langsung dengan yang bersangkutan atau menunggu informasi yang akurat dari orang lain. Tidak langsung menghakimi dan menuduh di kolom komentar.

5. Menghindari membaca konten yang ada keributan di situ. Misalnya konten yang kolom komentarnya penuh dengan perselisihan (atau malah menimbulkan perselisihan) atau banyak kata-kata yang tidak berfaidah.

6. Berpikir 1.000 kali sebelum menulis status, karena status itu akan dipertanggungjawabkan kelak di akhirat.

7. Tidak semua konten harus dibagikan. Walaupun konten itu dirasa baik, tidaklah perlu dibagikan. Misalnya cerita tentang karomah para aulia Allah. Nanti malah timbul keributan lagi antara yang pro dan kontra jika dibagikan. Cukuplah dibaca dan diberi like saja.

8. Membagikan konten ilmu-ilmu yang bermanfaat, atau opini yang membangun kebaikan bagi diri dan orang lain, atau yang kiranya tidak membuat orang meradang (sekali lagi, saya dapati baiknya konten ini bisa berbeda-beda di mata orang lain).

9. Membalas komentar kasar dengan ramah. Toh, kita ikut marah-marah pun tidak ada gunanya. Pokoknya, bijaklah saat berkomentar. Intinya, jangan sampai orang yang kita balas komentarnya sakit hati.

10. Tidak terlalu sering berselancar di media sosial, perbanyaklah membaca buku-buku yang bermanfaat dan faidahnya bisa dibagikan pada orang lain.

11. Media sosial itu banyak penyinyir. Abaikan tukang nyinyir itu. Karena mereka akan terus nyinyir dan tambah nyinyir walaupun sudah diberi fakta. Karena orang yang tidak menyukaimu tak butuh penjelasanmu.

12. Utamakan husnuzon, agar tidak menimbulkan penyakit hati saat bermedia sosial.

13. Status seseorang belum tentu representasi dari pemilik akun itu (tidak semua tentunya). Misalnya seseorang yang membuat status agamis mulu, tapi ya mungkin saja dia itu hanya copas saja atau malah ada kejadian dia pura-pura jadi akhwat salehah dan setelah cek en ricek, ternyata penipu. Begitu pun saya ini, mungkin saja saya ini aslinya penipu. Lol.

14. Banyak konten media sosial yang isinya hanya opini, dan terkadang yang membuat ribut adalah opini-opini tersebut. Carilah opini yang kiranya membuat adem daripada yang membuat panas.

Masih banyak lagi sih, namun, kalau tulisan ini terlalu panjang, sedikit yang baca. Hahaha. Lagipula, datangilah majelis ilmu. Karena di sanalah sebenar-benarnya tempat menambah ilmu. Ilmu di media sosial hanya tambahan saja.

Salam ukhuwah.

  • Share:

You Might Also Like

4 comments

  1. syukran ilmunya..
    semangat terus kang agus menulis yg bermanfaat,in sya allah berpahala 😉

    BalasHapus
  2. Alhamdulillah, benar-benar bermanfaat, hasil penggemblengan yang memakan waktu cukup lama.

    BalasHapus
  3. Alhamdulillah, bermanfaat banget..

    BalasHapus