3 TIPS MENGATASI KEMALASAN “MENULIS DENGAN BENAR”

By Abdullah Abus - 6:58 AM



Oleh: A. Abus

Untuk jadi penulis, bukan perkara yang mudah. Banyak rintangan, halangan dan kesulitan. Biasanya yang paling sering melanda adalah kemalasan. Penyakit utama inilah yang membuat beberapa penulis hanya bergeming di depan PC/laptopnya sejenak setelah membuka aplikasi word. Ingin menulis, malas. Ingin menulis, ragu. Dan segala macam masalah lainnya. Kalau si penulis tak tahan godaan, dia close aplikasi word dan lebih memilih untuk bermain game.
Tapi ada juga yang malas untuk “Menulis Dengan Benar.” Maksudnya tidak memperhatikan EYD dan bahasa baku pada tulisan tersebut. Mungkin bukan masalah untuk orang-orang yang sekadar iseng membaca tulisan Anda tanpa memperhatikan bahasanya apakah itu baik atau buruk. Tapi tidak untuk para penulis profesional. Bersiap-siaplah dikritik habis-habisan.
Saya mulai menyadari ini saat meminta koreksi tulisan saya (yang saya bahas disini adalah tentang artikel/opini/essai) pada para penulis senior. Karena itu, saya sempatkan saja berbagi pengalaman tentang tips-tips mengatasi kemalasan “menulis dengan benar.”

1.       Anggaplah Menulis Adalah Pekerjaan Yang Serius
Pekerjaan serius? Benar sekali! Tak ada kata “main-main” dalam hidup. Bahkan bercanda dan melawak pun harus serius. Karena hasilnya akan hambar bila tak dikerjakan dengan serius.
Kalau Anda mengerjakan suatu tulisan dengan serius sambil memperhatikan EYD dan kata-kata baku, mudah-mudahan apa yang Anda tulis dengan rapi dan indah itu akan bermanfaat bagi orang lain. Baik tentang kerapian tulisan maupun materi yang diberikan. Bayangkan, berapa nilai kebaikan yang akan kita dapat karena tulisan kita (yang bermanfaat tentunya) dilakukan oleh orang lain. Insya Allah.

2.       Mulailah Berpikir Untuk Membuat Duplikasi Yang Baik Untuk Orang-orang
Binatang apa itu duplikasi? Hehe, ini adalah bahasa pebisnis. Tapi saya coba terapkan dalam dunia menulis juga. Maksudnya agar orang-orang yang membaca tulisan Anda bisa meniru kerapian dan keindahan dalam tulisan itu (sesuai dengan EYD dan baku).
Lha, kalau tulisan kita “alay, disingkat-singkat, tak karuan,” dikhawatirkan akan ditiru orang lain. Manusia itu hasratnya segala sesuatu, selalu ingin mudah. Bukankah menarik hanya menuliskan “kata2, mo, bangeud, dkk”? Tapi dampaknya, sangat buruk. Kita harus melestarikan bahasa Indonesia yang benar. Jangan sampai bahasa Indonesia dihargai oleh bangsa asing. Sedangkan oleh bangsa sendiri tidak dihargai sama sekali.
Jadi mulailah untuk berpikir bahwa menulis adalah sebuah duplikasi bahan pikiran/tema yang tak Anda sadari telah terjadi. Tak percaya? Buktikan sendiri.

3.       Belajar Bertanggung Jawab Apapun Yang Anda Lakukan
Karena menulis itu perlu keseriusan dan membuat sebuah duplikasi, ini mengajarkan kita untuk bertanggung jawab pada segala aspek hidup kita. Karena menulis adalah sebuah pekerjaan, pasti kita bertanggung jawab atas segala sesuatu yang kita tulis. Kalau Anda tidak menganggap menulis adalah suatu tanggung jawab, jangan harap bisa menjadi penulis profesional. Nanti Anda akan menganggap bahwa menulis adalah sekadar main-main belaka. Tanpa memandang esensi dari menulis tersebut.
Tanggung jawab membutuhkan komitmen. Komitmen membutuhkan aksi nyata. Maka dari itu, mulailah bertanggung jawab dengan diri sendiri. Komitmenkan diri lalu buat aksi nyata dengan menulis yang baik.

Semoga bermanfaat. Terima kasih.

  • Share:

You Might Also Like

0 comments