YANG KLASIK ITU ASIK (Resensi Kumcer Melepas Dahaga dengan Cawan Tua)

By Abdullah Abus - 2:10 AM

Oleh : Abdullah Abus



Judul : Melepas Dahaga dengan Cawan Tua
Penulis : Topik Mulyana
Penerbit : Salamadani
Cetakan : Pertama, Juli 2011
Jumlah Halaman : xxiv + 224 halaman
Ukuran : 12,5 x 18 cm
ISBN : 978-602-84-5855-4

Pertama, saya mau bercerita latar belakang saya bisa memiliki buku ini terlebih dahulu. Jadi ceritanya begitu, nah dramatis kan? Sekarang kita masuk ke bahasan. *Peace*

Buku ini adalah buku lama, terakhir terbit bulan Juli 2011. Diterbitkan oleh penerbit Salamadani yang kini sudah berhenti beroperasi. Saya tidak begitu tahu alasan bubarnya penerbit ini, karena saat itu terjadi, saya tidak ikut nimbrung di sana.
Nah, akan saya meresensi buku Melepas Dahaga dengan Cawan Tua karya Topik Mulyana sesuai dengan kapasitas diri saya.

Topik Mulyana adalah seorang dosen Sastra Indonesia dan anggota senior Forum Lingkar Pena. Pernah menerbitkan kumpulan cerpen, antologi dan novel. Untuk informasi lebih lengkap, mungkin di laman pencarian Google bisa dicari.

Sebagaimana kita mafhum, jika menciptakan sebuah cerita tentu tidak terlepas dari inspirasi yang kita dapatkan baik secara pengalaman, cerita di buku dalam buku, cerita film dan sumber lainnya. Begitupun buku kumpulan cerpen ini. Sesuai dengan judul buku, penulis mengambil inspirasi cerita dari kisah klasik dalam literatur Islam dan meramunya dalam balutan modern masa kini.

Berisi 10 buah cerpen, ceritanya menggelitik karena selain terinspirasi dari kisah klasik, penulis juga memasukkan beberapa problematika yang dialami oleh masyarakat. Semisal penyalahgunaan jabatan, ketulusan hati, kejujuran yang kini jarang ditemui dan masalah lainnya.

Secara pribadi, saya menyukai cerpen berjudul Guratan, karena cerpen itu mampu membuat saya tertawa dan kagum dengan alur ceritanya. Kisah klasik yang menjadi inspirasi cerita sudah dikenal banyak orang, namun dengan balutan konflik baru membuat cerpen ini menjadi yang terbaik (bagi saya).

Saya mendapati beberapa kisah klasik yang saya kenal dan beberapa yang tidak saya kenal. Mungkin karena bacaan saya yang belumlah luas, jadi kisah itu belum sampai di telinga saya.

Untuk beberapa cerpen, saya merasa janggal karena konflik yang dibangun kurang menarik, bahkan ada cerita yang tidak memberi penjelasan mengapa suami si tokoh bisa mendapatkan perlakuan istimewa. Namun, beberapa cerpen berhasil membuat rasa haus saya berkurang. Selain segar, tentunya membuat saya jadi tertarik untuk melakukan hal yang serupa.

Bahasa yang digunakan dalam cerita ini sangat sederhana namun bernas, gaya bahasanya cenderung populer. Padahal setahu saya, cerpen-cerpen beliau yang lain kental sekali nuansa sastranya. Tapi, itu malah jadi daya tarik buku ini. Sederhana tapi tidak mengecewakan.

Secara overall, saya akan memberi 3.8/5.0. Buku ini layak dibaca. Dan sepertinya buku ini sudah langka, karena tidak dicetak lagi tersebab penerbitnya sudah bubar. Sangat disayangkan sekali.

Salam ukhuwah untuk semua.


Bandung, 11 Juli 2018

  • Share:

You Might Also Like

3 comments