Menanggapi Salah Penulisan Alquran - Seberapa Pentingkah Bahasa Arab Dikuasai Seorang Pengajar Agama Islam?

By Abdullah Abus - 12:45 AM


Oleh : Abdullah Abus

Saat ini, sedang ramai perbincangan tentang seorang ustazah salah menulis ayat Alquran di sebuah stasiun televisi. Tentu, kesalahan itu sangat fatal. Dan berakibat menjadi perbincangan ramai bagi warganet di berbagai media sosial. Bahkan, akademika bahasa Arab pun sampai turun tangan mengomentarinya.

Saya hanya ingin membatasi perbincangan ini tentang bahasa Arab yang sepertinya tidak sepenuhnya dikuasai oleh ustazah tersebut. Karena membahas sosok beliau, agak tabu juga bagi saya.

Baiklah, kita mulai saja perbincangan ini.

~Seberapa Pentingkah Menguasai Bahasa Arab Bagi Seorang Muslim?

Mungkin sudah terkenal, perkataan Sayyidina Umar bin al Khattab tentang bahasa Arab, "Pelajarilah (kamu semua) bahasa Arab, karena ia merupakan bagian penting dari agamamu." Itu adalah perkataan yang ditujukan untuk khalayak umum. Maka, merupakan sebuah kewajiban bagi seorang Muslim untuk bisa berbahasa Arab.

Tentu tak apa bagi seorang Muslim awam tak mengetahui secara dalam tentang bahasa Arab. Karena barangsiapa bisa membaca Alquran, maka dia sudah bisa berbahasa Arab. Maka, mempelajari bahasa Arab (walau hanya Alquran) adalah harus bagi setiap Muslim.

Nah, kalau untuk awam pun dituntut untuk bisa berbahasa Arab, apalagi untuk ustaz atau ustazah atau ulama?

~Harus Sedalam Apakah Seorang Pengajar Mempelajari Bahasa Arab?

Saya pribadi, pernah belajar bahasa Arab di sebuah lembaga swasta selama 2,5 tahun. Dan apa yang saya dapatkan masih kulit alias belum ada apa-apanya. Mungkin untuk sekadar menulis bahasa Arab biasa, saya masih bisa. Tapi untuk menulis bahasa Arab Alquran, saya belum berani.
Mengapa? Karena di dalam Alquran ada kaidah penulisan bahasa Arab yang berbeda dari bahasa Arab biasanya. Alquran memiliki kekhususan yang tidak bisa diubah. Dan itulah salah satu mukjizat Alquran.

Misalnya, tentang lafaz Ash Shalah. Jika memakai kaidah bahasa Arab biasa, tentu tulisannya الصلاة, namun di dalam Alquran berbeda. Ada الصلاة dan ada الصلوة. Tentu tidak sekonyong-konyong perbedaan itu terjadi atau karena salah cetak. Karena dalam membaca Alquran ada 7 cara, maka dalam salah satu pembacaannya, yang biasa kita baca Ash Sholaah (الصلوة) dibaca Ash Sholooh (الصلوة). Namun, itu tidak mengubah arti, karena maknanya sama-sama Ash Sholaah (الصلاة).

Maka, untuk menuliskan bahasa Arab Alquran, selain menghafal bacaannya, perlu juga dihafal penulisannya. Maka, akan sangat fatal jika sembarangan menulis ayat Alquran tanpa menghafal cara penulisannya yang tepat.
Bagi pengajar agama Islam (baik ustaz atau ustazah atau ulama), mereka perlu mempelajari ilmu tata bahasa Arab dengan baik. Baik itu Nahwu, Shorof, Balaghoh dan kawan-kawannya. Karena, salah menulis panjang/pendek atau kurang huruf atau tanda baca, bisa salah arti.

Semisal, dalam panggilan salat alias azan, ada lafaz " ِحَيَّ عَلَى الْفَلَاح " yang berarti "Marilah meraih kemenangan", namun akan berbeda maknanya jika lafaz " ِالْفَلَاح " ditambahi tasydid di huruf lam (ل), menjadi " ِالْفَلَّاح " yang berarti seorang petani. 

Maka, fatal sekali kan akibat pengabaian penguasaan bahasa Arab bagi pengajar agama Islam? Apalagi yang salah adalah ayat Alquran.
Maka, sekali lagi ditekankan, penguasaan bahasa Arab adalah mutlak wajib bagi pengajar agama Islam (ustaz atau ustazah atau ulama).

Karena kitab-kitab yang memuat ilmu-ilmu agama Islam hampir seluruhnya berbahasa Arab. Dan terjemahan tidak akan mampu menandingi keindahan bahasa Arab yang asli.
Semoga bermanfaat.

  • Share:

You Might Also Like

0 comments