BLOOMINGTON DALAM IMAJINASI BUDI DARMA (Resensi Novel Olenka)

By Abdullah Abus - 11:23 PM


Oleh : Abdullah Abus

Judul : Olenka
Penulis : Budi Darma
Cetakan : Ketiga, 1990
Penerbit : Balai Pustaka
Tebal : 232 halaman; 21 cm
ISBN : 979-407-277-x

Begitu melihat judulnya, saya sempat penasaran. Belum pernah saya dengar sebelumnya, maka dari itu saya comot saja dari perpus. Apalagi setelah melihat bahwa pengarangnya adalah Budi Darma, sastrawan yang sudah tak diragukan lagi kualitasnya. Ditambah rasa penasaran pula, karena novel ini bahkan telah dijadikan tesis di perguruan tinggi.

Saat membaca bagian I, saya tahu bahwa novel ini kualitasnya sangat tinggi. Terlihat dari metafora yang kentara, namun terselubung maknanya. Sehingga diperlukan nalar kritis yang tinggi, namun tidak sampai membuat kita berkerut dahi untuk memahami ceritanya.

Berlatar di Bloomington, Indianapolis, Amerika Serikat di tahun 1979, novel ini menceritakan tentang seorang pemuda bernama Fanton Drummond. Lelaki yang tak mengenal orangtuanya karena dititipkan di sebuah panti asuahn. Dia tumbuh dengan segala kegamangan hidup, semisal tak pandai mengatur jadwal hidup, mencari nafkah semaunya, dan memandang bahwa dirinya adalah manusia yang aneh.

Hingga akhirnya, dia bertemu Olenka, seorang wanita muda keturunan Rusia yang memiliki miliaran pesona (karena bila disebut jutaan, rasanya kurang pas). Olenka memiliki suami bernama Wayne Danton, seorang pengarang yang terobsesi dengan bakatnya sendiri, sehingga tak mau melakukan apapun selain menulis cerita yang berakibat perputaran uang dalam keluarga tersendat. Terpaksa Olenka yang mencari nafkah, dengan harapan suaminya bila diam di rumah bisa menjadi pengarang besar. Tapi karena Wayne adalah orang aneh yang beristrikan orang aneh (Olenka) pula, maka anaknya, Steven pun jadi orang aneh karena membenci setengah mati ibu yang telah melahirkannya, tetap saja Wayne tidak mau mencari nafkah.

Selanjutnya, Fanton jatuh cinta pada Olenka, sehingga mereka sering kencan bareng. Olenka sering menceritakan tentang Wayne saat berdua, sehingga Fanton merasa bersimpati. Dalam hatinya, Fanton berharap Olenka akan bercerai dengan Wayne dan menikahinya. Tapi, walaupun Olenka sering tersiksa jiwa dan raganya oleh Wayne, ia tetap mempertahankan pernikahannya. Sering Fanton marah dan ingin menghajar Wayne.

Hingga akhirnya Olenka pergi meninggalkan Fanton dan Wayne, kecamuk pikiran ini-itu mulai menggerayangi Fanton. Ia merindukan Olenka dan ingin menikahinya, walaupun tahu bahwa Olenka tetap mencintai Wayne dan Steven. Fanton mencoba mencari jejaknya di tempat yang mungkin didatanginya, tapi nihil. Kerunyaman bertambah ketika Wayne mengolok-olok Fanton melalui cerpen yang ia buat. Akibatnya, Fanton marah dan menghajar Wayne sampai babak belur.

Dalam perjalanannya mencari Olenka, Fanton bertemu dengan Mary Carson yang disingkat M.C. dan seiring berjalannya waktu, Fanton jatuh cinta padanya dan mencoba meminangnya. Namun M.C. menolak pinangannya dengan alasan Fanton adalah sosok yang lemah sedangkan ia ingin seorang suami seorang profesor yang bisa diperalat. Fanton tak ambil pusing dan kembali mencari Olenka.

Di bagian akhir cerita, Fanton tetap tak menemukan Olenka. Tapi di luar dugaan, Olenka mengiriminya surat yang amat yang berisi kisah hidupnya dari kecil sampai dewasa yang itninya jangan lagi mencarinya. Fanton pun berhenti mencari Olenka, tapi malah si M.C. yang memintanya agar mencari dirinya. Setelah dicari alamatnya, Fanton bertemu dengannya dalam keadaan lumpuh akibat kecelakaan pesawat terbang. Karena iba, Fanton melamarnya lagi tapi malah ditolak. Padahal kelihatan jelas bahwa M.C. mencintainya. Akhirnya setelah serangkaian konflik pemikiran, Fanton pulang ke rumah dan mendapati berita di koran bahwa Olenka ditangkap polisi karena memalsukan lukisan.

Ini adalah salah satu novel aneh yang pernah saya baca, contoh lainnya adalah novel Mantra Pejinak Ular karya Kuntowijoyo. Cerita Olenka sungguh memukau, karena dibuat berdasarkan pengalaman pribadi Budi Darma selama di Bloomington, ditambah dari buku-buku yang pernah dibacanya dan imajinasinya sendiri.

Siapapun yang membacanya, dijamin tak akan bosan. Happy reading!


Bandung, 28 Juli 2014

  • Share:

You Might Also Like

0 comments