Oleh : Abdullah Abus
Seorang dai Allah adalah seseorang yang mampu menguasai dirinya. Betapa tidak, karena dia sedang mengerjakan tugas agung. Tugas yang berimbas pada mendekatnya surga sejengkal demi sejengkal, dan menjauhkan neraka sepelemparan batu yang jauh demi sepelemparan batu yang jauh. Bagaimana tidak disebut mampu menguasai dirinya sendiri, bila waktu, harta, pikir dan usianya dihabiskan untuk menegakkan kebesaran Allah di muka bumi.
Ketika seorang dai melihat orang lain, diapun berkata: "Sebaik-baiknya aku, masih lebih baik kamu. Dan seburuk-buruknya kamu, masih lebih buruk aku." Dia memandang ahli maksiat dengan pandangan sayang, memandang musuh dengan harapan mereka dapat hidayah. Menangis bila mendengar atau melihat orang yang belum mengenal Allah meninggal dunia lalu menyalahkan dirinya, "Dia tidak kenal Allah karena saya tidak mengenalkannya tentang siapa Allah."
Dai adalah pecinta sunnah Nabi saw., namun tidak memandang rendah orang yang tidak mengerjakan sunnah Nabi saw. Dia adalah pecinta umat, karena mengikuti jejak langkah Rasulullah saw. yang tidak rela umatnya tersentuh api neraka walaupun hanya seujung rambut.
Kira-kira ada tiga ciri-ciri dai yang saleh (insyaallah):
1. Lisannya manis nan lembut, membuat senang siapa saja yang diajak berdakwah. Tak ada hujatan, tak ada prasangka buruk, tak ada kata-kata yang sia-sia.
2. Kepalanya dingin, tidak mudah tersulut emosi, berpikir dengan jernih, bijaksana-bijaksini, memikirkan keselamatan umat, membuang pikiran buruk akan saudaranya yang muslim walaupun dia seorang ahli maksiat.
3. Hatinya tenang, tidak berdaki penyakit hati, mencoba meyakinkan diri bahwa semua adalah milik Allah dan kekuasaan mutlak milik-Nya semata. Membuang keyakinan pada dunia dan menusukkan keyakinan pada akhirat.
Dai adalah manusia berakhlak, lisannya (atau tulisan) berakhlak, tingkah lakunya berakhlak, pikirannya berakhlak, hatinya berakhlak, bahkan cara berpakaiannya pun berakhlak. Mengapa?
Karena dia paham bahwa sasaran dakwah bukan orang lain, melainkan dirinya sendiri. Orang lain hanya sarana dakwah. Semisal dai yang berbicara di sepuluh majelis, tiap majelis mendengar satu kebesaran Allah, majelis selanjutnya pun demikian dan seterusnya. Lalu siapa yang paling banyak mendengar? Sang dai sendiri!
Semoga Allah memberi kita hidayah agar menjadi insan yang semakin baik dari waktu ke waktu. Dan semoga Allah mengampuni dosa kita tiap detiknya. Dan membuat kita menjadi penarik orang-orang ke surga (baik itu saudara muslim maupun non muslim yang berkonversi imannya menuju Allah sebab kita).
Selawat dan salam semoga selalu terlimpahcurahkan kepada Baginda Nabi Muhammad saw. beserta seluruh keluarganya, para sahabatnya, dan seluruh umatnya hingga akhir zaman. Amin.
Wallahu a'lam bisshawab.
~Terinspirasi setelah mendengar bayan Bang Derry Sulaiman