MEMOARKU BERSAMA FLP BANDUNG

By Abdullah Abus - 6:55 AM



Masuk ke FLP Bandung? Itu impianku dulu! Ingin rasanya masuk kesana! Alasannya? Wah, sekarang kan saya suka menulis. Apalagi novel. Bahkan ingin juga membuat buku Islami. Lalu, apa itu FLP?

Pertama Saya Kenal FLP
Saya pertama kenal FLP dari eternet, eh internet. Kalau tidak salah tahun 2011. Waktu itu nggak sengaja pas buka profil Kang Abik di Wikipedia, ada tulisan FLP. Karena penasaran, saya klik. Ternyata penjelasannya agak panjang. Ya udah, saya close. Hehehe.
Lalu saya yang makin penasaran (waktu itu belum jadi penulis), saya search FLP Bandung. Karena tertarik juga, saya ingin tahu alamatnya. Ternyata kantor pusatnya di SALMAN ITB (keterangannya tertulis begitu). Saya nggak tahu SALMAN tu apaan, yang saya tahu cuma ITB nya. Akhirnya saya nggak niat lagi kesana. Soalnya saya belum pernah kesana. Ya udah, berakhir deh niatan ingin gabung.

Perkenalan Dengan FLP Lagi
Takdir Allah, saya berteman dengan seorang anggota FLP CIputat. Namanya mbak Lina Setyaningsih (sekarang menjabat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan FLP Ciputat, serta menjadi Pimpinan Redaksi Buletin Pena FLP Ciputat). Wah, saya jadi ingin masuk ke FLP lagi. Saya lihatin foto2 tentang FLP (nasib, fotonya hanya sikit kali), lumayan. Tertarik lagi. Ah, ingin hati daftar. Tapi nggak ada teman untuk ke SALMAN. Kalau berangkat sendiri, nggak berani. Akhirnya saya cuma bisa meratap (lebay).
Ah, kalau Allah menakdirkan saya masuk kesana, pasti masuk. Akhirnya saya utarakan keinginan saya untuk masuk FLP ke Allah. Mau di FLP Ciputat atau Bandung, boleh. Selama sebulan saya berdoa (lupa lagi). Belum ada tanda-tanda FLP mendekat. Akhirnya saya lepaskan doanya. Walau ternyata tetap aja terucap. Ingin masuk FLP. Ingin!

Semakin Dekat Dengan FLP
Takdir Allah, saat saya ingin mendengar acara “Info Komunitas” di MQFm (niatnya ingin mencari komunitas yang lain aja), Masya Allah! FLP Bandung mengudara disitu! Saya sampai tercenung, tercengang, kaget, ah pokoknya top markotop deh perasaan ini. Nggak bisa disampaikan dengan kata-kata. Merinding disko deh pokoknya. Dengan penuh semangat, saya catat semuanya tentang FLP Bandung. Cara daftarnya, dll. Kalau tidak salah ada beberapa orang yang on-air. Teh Sri Al Hidayati, Teh Nurul Maria Sisilia, dll (lupa, suer  :D). kalau cowoknya kalau nggak salah Kang Haris gitu ya? Lupa deh!
Dari situ saya yakin, “Saya pasti akan masuk ke FLP Bandung! Itu adalah tanda dari Allah! Nggak mungkin nggak!” Akhirnya dengan tekad 17 Agustus (:D), saya mencari info di FB tentang FLP Bandung. Masya Allah, ternyata FLP Bandung sedang merekrut anggota baru. Ah, waktunya sempit pula. Ingin daftar, tapi duit nggak ada. Dengan galau, saya mengadu pada Allah. Benar-benar mengadu. Minta duit buat daftar FLP.
Yeah! Doa saya belum dikabul! (-_-) Dengan nekad, saya datang ke IBF yang ada di Bandung. Kebetulan acaranya di Braga Landmark Convention Hall. Aha, saya pun awalnya nggak tahu dimana tu tempat. Untuk survey, saya dan sahabat saya nyari tu tempat. Setelah tanya2, dapat deh!
Saya masih ingat, waktu saya mau minta formulir disana, Teh Nurul nyuekin saya (sebenarnya nggak sih  :D). tapi karena kebaikan hati Teh Nurul (:P), dia memberi saya formulirnya. Oh iya, waktu itu sedang ada acara diskusi tentang sastra, disponsori oleh FLP Bandung.
Acaranya bagus, menambah wawasan. Saya sempat kenalan dengan Kang Furqon, mahasiswa UNPAD. Tapi dia bukan anggota FLP. Ada lagi, saya kenalan dengan Kang Haris. Dia habis ngegebuk sesuatu di atas panggung bareng Kang Adew. :D
Saya pun diminta untuk datang ke Kamisan, acara rutin FLP Bandung tiap hari Kamis untuk menyerahkan formulir. Sekalian bayar uang muka dulu. saya mulai memutar otak. Duit belum ada, SALMAN nggak tahu sebelah mana.
Tapi, ah, Laa hawla saja lah!
Dengan bantuan-Nya, selepas shalat Dhuha, sodara saya pun membayar hutangnya pada saya. Masya Allah. Uang itu akhirnya saya pakai sebagai uang muka. Nah, yang agak rumit, saya nggak tahu SALMAN Itu sebelah mana.
Tapi emang dasar nekat, saya memberanikan diri untuk kesana. Karena namanya SALMAN ITB, pasti dekat dengan ITB. Masya Allah, setelah bertanya2, akhirnya saya sampai di SALMAN. Bahkan lucunya, saya bertanya pada mahasiswa ITB dimana SALMAN berada, eh nggak tahunya di sebelah. Hahaha! Kacau!
Saya juga sempat nanya selasar itu dimana. Semuanya pada nunjukkin sekitaran masjid SALMAN. Saya yang nggak tahu apaan itu selasar, macam orang bingung kesana kemari. Tanya kesana kemari juga. Payah.
Cobaan selanjutnya. Karena saya orangnya pemalu, akhirnya saya jalan2 nggak jelas lepas shalat Ashar. Acara pukul empat sore. Saya yang panik akhirnya memberanikan diri untuk bertanya sambil mengatakan pada diri saya sendiri, “Karena keajaiban itu tidak akan datang begitu saja, maka saya harus membuat keajaiban saya sendiri!”
Dengan bekal semangat itu, akhirnya saya berani tanya2. Alhamdulillah, setelah tiga kali salah tanya, ketemu juga akhirnya! Kebetulan Teh Imas kenal ama saya waktu acara di IBF. Dan saya sempat ternganga, ternyata Kang Haris anggota FLP! Kirain tukang gebuk! :p



Selama Perekrutan FLP Bandung


Minggu pertama Kuliah Kepenulisan II FLP Bandung, asyik banget! Saya bisa kenalan dengan banyak orang! Walau sebenarnya kebanyakan mahasiswa (saya agak minder juga), tapi nggak apa lah. Wong, sama2 orang ini. Hehe.
Ahad, 10 Maret 2013. Itulah tanggal KK II pertama berlangsung. Kami menggunakan Museum Konferensi Asia Afrika sebagai tempat KK II. Itu lebih karena FLP Bandung sedang bekerja sama dengan MKAA. Jadi, disana saja. Tapi sayangnya, hari itu tidak diadakan di MKAA nya, tapi di Gedung Merdekanya! Di ruang rapat pula! Bayangkan, bersempit-sempit ria. Sudah mah, materinya EYD, agak ngantuk lagi (kata yang lain mah).
Tapi nggak apa, tetap asyik. Hehe.
Setelah istirahat, kami mengadakan acara mentoring pertama. Ah, saya masih ingat saat itu. ada delapan orang yang ikut mentoring. Mentor saya adalah Teh Dewi Puspitasari dan Kang Haflah (nggak datang). Sementara calon anggotanya ada Nengsih, Eka, Dita, Etla, Iip, Pijar, Hamzah dan saya. Kami mendapatkan tugas untuk menulis bebas. Untuk para wanita, mereka membuat kata2 yang puitis semua. Sedangkan yang laki2, biasa2 aja. Berbeda ya ternyata. :D



Bersama FLP Bandung
Delapan pertemuan ke depan, benar2 membuat saya terharu. Nggak nyangka, mimpi saya akhirnya terwujud. Anak2 FLP dan calon FLP asyik2. Nggak sombong, nggak jahat, rame2. Ah, pokoknya asyik deh. Membuat rasa minder saya berkurang banyak. Sebenarnya sempat diselang oleh HUT KAA, jadi sempat rehat dulu dua minggu. Tapi nggak apa, tetap akan ditunggu.
Sempat juga jadi volunteer acara itu. Asyik juga! Ah, bagi saya apapun akan asyik. Asal bukan keburukan. Bahkan motong bawang merah pun asyik. Hehe.




Nah, tiap kelompok ditugasi untuk membuat sebuah pentas seni. Bebas, yang penting, asyik.
Aha, kelompok kami (namanya Sang Gurupu, itu dalam bahasa Jepang. Kalau Indonya, Kelompok 3) berencana membuat drama. Batal. Karena kekurangan pemain. Berencana lagi membuat drama Poeting Idol. Gagal lagi. Akhirnya ya menampilkan dramatisasi puisi. Temanya unik. Karena judul puisinya “Eyang Tandus”. Menyindir Eyang Subur yang lagi pamor.
Ahad, 5 Mei 2013. Pentas seni pun dilaksanakan. Kami memang berhasil membuat banyak orang takjub dengan penampilan kami, apalagi dengan pembacaan puisi oleh Teh Dewi. Mantap! (Membela kelompok :p)
Alhamdulillah, saya belepotan tinta. Tembus ke badan. Untung tintanya gampang dihapus. Tapi yang susah dihapus yang udah nempel di baju. Tapi tak apa lah. Kenang2an!








Saat mentoring, diadakan Ujian Akhir (macam UAN begitu). Materinya gampang2 susah. Saya yang nggak ngerti sastra, ya jawabnya seadanya. Itu ide Teh Nurul mengadakan UAKK (saya mengistilahkannya seperti itu :D). Mendadak banget. Licik. Hahaha!

Pertemuan Terakhir KK II @Dago Pakar

Ah, pertemuan ini sangat mengesankan. Saya nggak suka dengan kata2 “Terakhir”. Karena itu ujung2nya akan berpisah. Tapi tak apa lah.
Bertempat di Dago Pakar, tempat yang elok nan sejuk, kami mendapatkan materi soal ke-FLP-an. Dilanjutkan dengan games yang menarik soal sastra. Dalam satu kelompok, kami dipisahkan. Tujuannya agar berbaur dengan peserta lain. Hampir setengah hari, kami bermain games.

 Saat games berakhir, pengumuman tentang pemenang pun diadakan. Juara satu adalah kelompok satu. Juara dua adalah kelompok dua. Juara tiga adalah kelompok tiga. Juara empat adalah kelompok empat. Juara lima adalah kelompok lima. Terakhir, juara enam adalah kelompok enam! Luar biasa!
Setelah itu adalah tukar kado dan pengumuman lomba majalah Bloemlezing. Dilanjutkan dengan pengumuman “TER Award”! Ada beberapa kategori. Mencakup peserta dan panitia FLP Bandung.
Luar biasanya, saya menang! Dengan gelar “Peserta Tergokil.” Lah, saya nggak ngerti kenapa bisa begitu. Wong saya pendiam dan selalu duduk ganteng kok. Tapi, ya itu sudah terjadi, saya menerimanya dengan senang hati.


Ah, dari kelompok kami, ada yang menang juga (mentor). Yaitu Kang Haflah! Sebagai “Panitia Terasing”! :D
Sementara untuk Teh Dewi Puspitasari, kami sekelompok sepakat, dialah pemenang “Mentor Terajaib”!
Sorak sorai untuk Sang Gurupu!
:D

Yah, ini bukan akhir dari keanggotaan saya di FLP Bandung. Tapi awal dari diri saya untuk memacu diri agar jadi penulis yang setiap karyanya menebarkan kebaikan dan meraup pahala untuk bekal di dunia dan akhirat.
Hanya segini kawan. Maaf kepanjangan. Kalau nggak ingin dibaca, silakan deh. Nggak apa2.
Oh iya, ini sebenarnya disingkat. Karena kalau diceritakan detil, entah berapa halaman. Hehe.
Wassalamu’alaykum!


Bandung, 20 Mei 2013

  • Share:

You Might Also Like

3 comments

  1. Sangat detail..keren..
    senyum semangat..

    BalasHapus
  2. saya suka eyang, pas ngbahas Kang AHris.. ketersambungan!
    tp klo bahas saya, gak usak pake dibilangin pas saya gak datangnya :D

    BalasHapus
  3. kang haflah: oh, buritan nuh t kang haflah ?
    :D
    wios kang, pan terasing
    :D

    sonia: thanks !
    :D

    BalasHapus