7 TIPS MENGATASI KESULITAN KITA DALAM MENULIS

By Abdullah Abus - 7:00 AM


By: A. Abus

Menulis adalah suatu pekerjaan yang sudah dilakukan oleh manusia lamaaa sekali. Apalagi membuat sebuah cerita. Mungkin kita sudah disuguhkan oleh dongeng2 dan fabel2 dari orang tua kita dulu. Bahkan ada pula legenda suatu daerah yang begitu kaya akan makna dan pelajaran. Walaupun dahulu itu berasal dari mulut ke mulut, tapi kini cerita itu bisa dibuat dari mulut ke tulisan.
Banyak kawan2 yang sepertinya kesulitan untuk mulai menulis atau bahkan sulit untuk menulis lagi bagi yang sudah menulis. Futur, mereka sering menamakannya. Saya memiliki beberapa saran yang saya dapatkan dari pengalaman saya; walaupun saya masih pemula. Tapi alangkah baiknya kita mau berbagi ilmu walaupun sedikit. Karena bagi saya, ilmu adalah pengalaman hidup, bukan tulisan semata.
Ada tujuh saran yang akan saya bagikan untuk kawan2 semua.

1.       Bergabung Dengan Komunitas Penulis
Ini adalah saran yang sangat dasar saya rasa. Dengan berada di lingkungan yang memiliki kesukaan dan hobi yang sama, mau tak mau kita pasti tertular. Bagi yang lemas, pasti akan antusias. Bagi yang bodoh, pasti pintar. Bahkan bisa kebalikannya juga.
Nah, untuk menjaga semangat kita dalam menulis, lebih baik bergabunglah dengan komunitas menulis. Jangan lihat jumlah uang pendaftarannya, tapi lihatlah visi dari kita bergabung disana. Harga yang kita keluarkan di awal (dengan penuh keikhlasan dan tekad), akan berbuah hasil yang memuaskan di masa depan nanti. Percayalah!

2.       Tahu Alasan Mengapa Saya Menulis dan Jadi Penulis
Nah, ini juga sangat penting. Mengapa saya menulis? Mengapa saya jadi penulis? Apakah karena asyik saja melihat orang lain yang menulis begitu luar biasa sehingga ikut2an? Atau karena ingin terkenal dan keliling nusantara untuk mengisi seminar? Juga alasan yang semata2 hanya untuk menyenangkan hati (baca: hawa nafsu) kita.
Jangan kotori niat kita kawan. Alangkah lebih baiknya bila kita menulis agar bisa berbagi kebaikan (akhlak, pemahaman dll) di tengah masyarakat dunia yang sedang rusak ini. Juga alangkah baiknya bila menjadi seorang penulis agar nanti kita bisa menerbitkan buku itu dan menyebarkan kebaikan ke seluruh masyarakat dunia.
Boleh apabila awalnya ikut2an saja. Tapi agar kita lebih dewasa, ambillah pemahaman yang saya tulis di atas (setelah sering2 menulis). Semoga tulisan kita akan menjadi amal kebaikan untuk kita. Aamiin.

3.       Banyak Membaca Karya-karya Best Seller
Ini juga saran yang banyak diucapkan oleh banyak orang. Mengapa harus banyak membaca karya2 tersebut? Tak bisa dipungkiri, pasti ada yang istimewa dari karya2 tersebut. Maka dari itu, kita bisa menirunya. Tentu saja bukan plagiat, tapi meniru gaya menulisnya atau penceritaannya. Saya pribadi sering membaca karya2 yang best seller dan setelah dilihat karya2 itu memiliki gayanya tersendiri.
Banyak membaca karya2 best seller juga membuat kita terpacu untuk bisa menghasilkan karya yang serupa. Tapi ingat, niat kita bukan ingin menjadikan buku itu best seller. Niat kita adalah menulis dan membagikan kebaikan melalui tulisan kita. Kalau masalah best seller atau royalti yang besar, itu urusan belakangan. Nanti akan mengikuti sendiri tanpa diminta. Percayalah.

4.       Menulislah Walaupun Hanya Satu Baris Dalam Satu Hari
Ini sangat penting. Karena kita ingin jadi penulis, sudah sewajarnya kita harus menulis. Jangan muluk2, sebaris saja dalam sehari. Lama kelamaan pasti akan meningkat. Syukur2 malah panjang dan isinya bermanfaat.
Mengapa penting? Karena kita harus terus berlatih tiap hari, kawan. Jago menulis itu karena latihan, bukan karena bakat dari lahir. Tak ada pahlawan yang begitu lahir langsung jadi pahlawan. Malah kebanyakan mereka adalah orang2 yang memiliki banyak kesulitan dalam hidupnya dulu. Tapi karena terlatih dalam banyak hal, akhirnya sukses dan menjadi pahlawan.
Usahakan dalam satu hari menulis satu baris. Biasanya untuk kaum wanita, dimudahkan dengan menulis di dalam diary mereka masing2 (walau tak menutup kemungkinan kaum laki2 pun menulis diary, seperti Pak BJ Habibie dan Pak Dahlan Iskan).
Ingat kawan, jago menulis adalah latihan dan kebiasaan (habits)!

5.       Perbanyak Doa
Mungkin banyak diantara kita menganggap bahwa untuk jago menulis, cukuplah kita berlatih ‘sendiri’, bekerja ‘sendiri’ dan semuanya serba ‘sendiri’. Tidak, kita tidak bisa ‘sendiri’. Kita membutuhkan Dia. Tuhan Yang Maha Kuasa.
Saya pribadi sering berdoa agar dijadikan sebagai penulis yang shaleh, berakhlakul karimah, cerdas, bijaksana dan lain sebagainya. Kita perlu Dia, kita tak bisa sendirian. Janganlah menganggap menjadi penulis itu tidak perlu dimasukkan ke dalam doa. Perlu itu. Bahkan dalam segala aspek, sebenarnya doa itu penting.
Tuhan yang memiliki tubuh kita, yang memiliki segalanya di dunia ini. Kita perlu meminta bantuannya. Agar tidak melenceng dari niat yang baik. Agar diistiqomahkan. Lalu ikhtiar kita, menulis, menulis  dan menulis. Membaca, membaca dan membaca.
Jadi, sudahkah kita berdoa meminta itu pada-Nya?

6.       Memiliki Komitmen
Penting sekali memiliki komitmen. Kalau kita tak memiliki komitmen, pupus sudah harapan kita. Apalagi menjadi penulis, banyak godaannya. Sekali komitmen tak kita pancangkan dalam hati, akan berantakan semuanya. Lupakan menjadi penulis yang hebat.
Saya pribadi membuat sebuah komitmen yang unik.
Dulu saya adalah seorang gamers PC dan lebih menyukai games daripada menulis. Maka dari itu, saya memutuskan bergabung dengan sebuah komunitas kepenulisan di Bandung. Selama pelatihan, jujur saja saya masih memainkan game tersebut di rumah. Tapi sedikit demi sedikit, saya kurangi (walau tak signifikan).
Tapi berkat doa saya, setelah pelatihan selesai dan pembagian pin berlogo komunitas itu, saya mulai berkomitmen untuk jadi penulis. Tak bisa langsung, saya masih sering main game. Saya berjanji kalau sudah bisa melepaskan diri dari game, saya akan menyematkan pin itu di tas saya.
Hanya dalam jangka satu minggu setelah bertekad, saya memutuskan untuk berkomitmen menjadi penulis dan menghapus data2 game tersebut dari PC. Saya sematkan pin itu di tas dan tak akan saya lepaskan hingga pin itu rusak. Selamat tinggal game!

7.       Tuliskan Ide Di Atas Kertas/Gadget
Sangat penting. Karena banyak orang2 yang mengeluh karena memiliki ide suatu tulisan saat tidak berada di depan laptop/notebook tapi ide itu seakan2 tercerabut dari otak saat sudah ada di depan laptop/notebook. Begitu frustasi memang. Biasanya kalau yang baru menulis dan ragu2, sering gamang. Akhirnya tidak jadi menulis. Biasanya karena ide itu datang mendadak saat kita sedang tidak siap.
Nah, saya sarankan agar kawan2 menyimpan ide itu ke atas kertas/gadget masing2. Mengapa? Agar kita tidak lupa dengan ide2 itu saat kita sudah ada di depan laptop/notebook. Jadi kita tinggal menuliskannya, tanpa terganggu oleh lupa akan ide2 tersebut.

Mungkin hanya ini yang bisa saya bagikan. Sebenarnya masih banyak kalau kawan2 mau mencarinya. Ingat, ilmu adalah kehidupan, bukan sekadar tulisan di atas kertas. Dan ilmu menulis akan mudah dicari karena itu berkaitan dengan kehidupan. Maaf tulisannya kurang baik. Sama2 belajar.
Selamat menulis!


Bandung, 10 Juni 2013

  • Share:

You Might Also Like

0 comments